Kehebatan dan nama besar pesepakbola kadang tak berbanding lurus
dengan prestasi. Kebintangan sang pemain juga bukan sebuah jaminan
bisa berlaga di semua level hingga ajang Piala Dunia. Berikut 4 pemain
mega bintang yang tak pernah berlaga di putaran final World Cup.
1. George Best (Irlandia)
Satu kesempatan emas datang bagi Irlandia untuk bisa berlaga di ajang
Piala Dunia. Tepatnya pada Espana 1982. Alasannya jelas karena
Irlandia diperkuat mega bintang George Best, pemain terbaik
Eropa saat itu.. Namun sayang dalam babak kualifikasi Grup 2 Zona
Eropa, Irlandia hanya berada di posisi tiga di bawah Belgia dan
Prancis. Lebih menyedihkan bagi Best, gagalnya mereka menuju Espana
hanya lantaran kalah selisih gol dari Prancis yang sama sama
mengumpulkan nilai 10.
2. George Weah (Liberia)
Siapa tak kenal George Weah, pesepakbola asal Liberia. Segudang
prestasi baik individu maupun bersama klub berhasil diraih pemilik
nama lengkap George Tawlon Manneh Oppong Ousman Weah. Catatan emasnya
menjadi pemain terbaik Dunia, Eropa dan Afrika, bahkan dianggap
pemain terbaik Afrika sepanjang masa tak mampu membawa negaranya
berlaga di Piala Dunia. Kesempatan terakhirnya di Piala Dunia 2002,
Weah hanya menjadikan Liberia berada diperingkat dua Grup 2
kualifikasi Zona Afrika.
3. Eric Cantona (Prancis)
Julukannya “The King”. Wajar jika Eric Cantona dijuluki sang raja.
Permainan dan kepemimpinannya di lapangan sangat berkharisma. Teknik
tingginya memaksa rekan dan lawan terpesona. Puncak kejayaannya “King
Cantona” terjadi bersama klub Manchester United.
Sayang kebintangan bersama “Setan Merah” tak bisa diperlihatkan kala
berkostum Timnas Prancis. Perselisihanya dengan pelatih Henri Michel
memaksa King Cantona terdepak dari skuad Prancis di Piala Dunia 1990
Italia dan Amerika Serikat 1994. Kesempatan terakhirnya di Piala
Dunia 1998 harus terkubur lantaran tengah menjalani skorsing aksi
tendangan kungfunya saat membela MU.
4. Ryan Giggs (Wales)
Menjadi salah seorang bintang di era sepakbola millenium pantas
disandang Ryan Giggs. Kesetiaan bersama Manchester United dengan
segudang gelar berhasil diraih hingga mendapat kehormatan mendapat
gelar Sir dari kerajaan Inggris. Sayang kebintangan Giggs tak pernah
bisa menyinari negaranya, Wales di ajang Piala Dunia lantaran
selalu gagal di babak penyisihan grup Zona Eropa.
Minggu, 07 Oktober 2012
4 Bintang Sepak Bola Dunia yang Tak Pernah Tampil di Piala Dunia
10 Seragam Sepak Bola paling Legendaris
10. Juventus
Kostum
ini dipakai Juventus sebagai peringatan 100 tahun berdirinya La Vecchia
Signora. Warna merah jambu (pink) dipakai karena warna itulah yang
dipakai saat Juve pertama kali berdiri. Untungnya, saat memasukki abad
ke-20, kostum hitam-putih mulai dipakai. Jika tidak, mungkin julukan
Juventus kini menjadi Colore Rosa (pink) yang jauh lebih feminim.
9. Kroasia, 1996
Pada penampilan perdananya di turnamen besar, Kroasia langsung
menggebrak dunia karena berhasil masuk hingga perempat-final Euro 1996
di Inggris. Bermaterikan beberapa pemain bekas tim juara Piala Dunia
Yunior 1987, Kroasia hanya kalah dari Jerman, yang akhirnya menjadi
juara, di Old Trafford. Kostum kotak-kotak merah-putih juga menjadi
inovasi tersendiri dalam kejuaraan itu.
8. Ajax Amsterdam
Bagian vertikal merah di tengah dan diapit oleh putih di masing-masing sisi menjadi ciri khas tersendiri bagi raksasa Belanda ini. Mungkin hanya perubahan sponsor yang memberikan sentuhan berbeda yang tak signifikan untuk jersey yang unik tetapi sederhana ini.
Bagian vertikal merah di tengah dan diapit oleh putih di masing-masing sisi menjadi ciri khas tersendiri bagi raksasa Belanda ini. Mungkin hanya perubahan sponsor yang memberikan sentuhan berbeda yang tak signifikan untuk jersey yang unik tetapi sederhana ini.
Kostum kandang Ajax seperti yang dikenakan Edgar Davids sudah melegenda
7. Denmark, 1986
Kostum ini mendatangkan cukup banyak kontroversi, serupa seperti kemunculan tim Skandinavia ini. FIFA sempat ikut campur dalam masalah ini, karena bukan hanya baju yang separuh merah dan putih, tetapi juga celana. Akhirnya, celana pun berubah menjadi putih, tetapi prestasi Denmark di Piala Dunia Meksiko 1986 tetap luar biasa dengan mencatat nilai sempurna di babak grup termasuk dari tim kuat Jerman Barat, tetapi akhirnya dibantai Spanyol di 16 besar.
Kostum ini mendatangkan cukup banyak kontroversi, serupa seperti kemunculan tim Skandinavia ini. FIFA sempat ikut campur dalam masalah ini, karena bukan hanya baju yang separuh merah dan putih, tetapi juga celana. Akhirnya, celana pun berubah menjadi putih, tetapi prestasi Denmark di Piala Dunia Meksiko 1986 tetap luar biasa dengan mencatat nilai sempurna di babak grup termasuk dari tim kuat Jerman Barat, tetapi akhirnya dibantai Spanyol di 16 besar.
6. Real Madrid, 1960-an
Kejayaan Real Madrid pada era 1960-an di atas lapangan hijau, bukan hanya memberikan inspirasi dari permainan mereka di lapangan, tetapi juga dari kostum tim yang digunakan. Warna putih polos dan tak dirusak oleh motif ataupun logo dicontoh oleh banyak tim, termasuk Leeds United dan kini LA Galaxy.
Kejayaan Real Madrid pada era 1960-an di atas lapangan hijau, bukan hanya memberikan inspirasi dari permainan mereka di lapangan, tetapi juga dari kostum tim yang digunakan. Warna putih polos dan tak dirusak oleh motif ataupun logo dicontoh oleh banyak tim, termasuk Leeds United dan kini LA Galaxy.
5. Jorge Campos, 1990-an
Kiper Meksiko ini menjadi satu-satunya peserta individu yang masuk dalam daftar ini. Kiper eksentrik ini dikenal dengan kepiawaiannya di bawah mistar, dan lebih karena kostumnya yang unik. Campos dikenal sering merancang sendiri kostum yang dipakai. Meskipun terkadang aneh dan tak masuk akal sehat, tetapi keberaniannya untuk tampil beda patut diacungi jempol.
Kiper Meksiko ini menjadi satu-satunya peserta individu yang masuk dalam daftar ini. Kiper eksentrik ini dikenal dengan kepiawaiannya di bawah mistar, dan lebih karena kostumnya yang unik. Campos dikenal sering merancang sendiri kostum yang dipakai. Meskipun terkadang aneh dan tak masuk akal sehat, tetapi keberaniannya untuk tampil beda patut diacungi jempol.
Inilah salah satu kostum kebanggaan Jorge Campos yang cenderung bercorak warna-warni
4. Glasgow Celtic, 1967
Selain sukses meraih gelar Liga Champions, Glasgow Celtic juga berhasil mencuri perhatian karena jersey yang digunakan. Celtic pernah menggunakan kostum tanpa nomor punggung! Nomor hanya terdapat di celana, hingga akhirnya UEFA meminta Celtic untuk memasang nomor di punggung mereka.
Selain sukses meraih gelar Liga Champions, Glasgow Celtic juga berhasil mencuri perhatian karena jersey yang digunakan. Celtic pernah menggunakan kostum tanpa nomor punggung! Nomor hanya terdapat di celana, hingga akhirnya UEFA meminta Celtic untuk memasang nomor di punggung mereka.
Garis hijau putih polos yang membawa Celtic juara Liga Champions ini tanpa dilengkapi nomor punggung
3. Belanda (Johan Cruyff), 1974
Masalah sponsor, serupa seperti yang terjadi terhadap pebasket Michael Jordan pada Olimpiade Barcelona 1992, ternyata juga terjadi di dunia sepakbola. Johan Cruyff menolak memakai tiga garis yang menghiasi kostum tim Oranye pada Piala Dunia 1974 karena ia memiliki kontrak pribadi dengan Puma. Sebagai solusi, akhirnya hanya ada dua garis pada kostum Cruyff. Selain itu, Cruyff juga ngotot mengenakan nomor punggung 14, meskipun saat itu Belanda mengatur nomor punggung berdasarkan abjad pemain.
Masalah sponsor, serupa seperti yang terjadi terhadap pebasket Michael Jordan pada Olimpiade Barcelona 1992, ternyata juga terjadi di dunia sepakbola. Johan Cruyff menolak memakai tiga garis yang menghiasi kostum tim Oranye pada Piala Dunia 1974 karena ia memiliki kontrak pribadi dengan Puma. Sebagai solusi, akhirnya hanya ada dua garis pada kostum Cruyff. Selain itu, Cruyff juga ngotot mengenakan nomor punggung 14, meskipun saat itu Belanda mengatur nomor punggung berdasarkan abjad pemain.
Tampak jelas hanya terdapat dua garis hitam membujur di atas pundak dan lengan Cruyff serta nomor 14 pada celananya
2. Prancis, 1984 dan 1998
Kostum Les Bleus pada Piala Eropa 1984 punya makna tersendiri bagi rakyat Prancis. Saat itu, Michel Platini berhasil membawa Prancis juara Euro 1984. Saat menggelar Piala Dunia 1998, Prancis memutuskan mengenakan kostum serupa seperti yang digunakan Platini pada 1984 dengan harapan Zinedine Zidane dkk. berhasil menjadi juara. Harapan itu terkabul, dan Zidane mengikuti jejak Platini mengangkat piala bergengsi bagi Prancis dengan kostum serupa.
Kostum Les Bleus pada Piala Eropa 1984 punya makna tersendiri bagi rakyat Prancis. Saat itu, Michel Platini berhasil membawa Prancis juara Euro 1984. Saat menggelar Piala Dunia 1998, Prancis memutuskan mengenakan kostum serupa seperti yang digunakan Platini pada 1984 dengan harapan Zinedine Zidane dkk. berhasil menjadi juara. Harapan itu terkabul, dan Zidane mengikuti jejak Platini mengangkat piala bergengsi bagi Prancis dengan kostum serupa.
Seragam yang dipakai Zidane saat juara Piala Dunia 1998 ini mirip dengan yang digunakan Michel Platini
1. Indonesia, 1956
Salah satu prestasi terbaik timnas Indonesia antara lain adalah lolos ke Olimpiade Melbourne 1956, dan bahkan sempat menahan imbang tanpa gol Uni Soviet, sebelum akhirnya Uni Soviet berhasil menggilas Indonesia pada partai ulangan dan kemudian berhasil meraih medali emas. Kostum hijau putih konon menjadi salah satu kostum yang digunakan tim Merah Putih saat itu dan kemudian sempat dipakai hingga 1981. Setelah hilang lebih dari dua dasawarsa, unsur hijau kembali hadir untuk kostum Piala Asia 2007. Kostum untuk Piala Asia 2007 itu mendapat sambutan hangat karena pemasaran yang cukup gencar dan dijual bebas, tetapi sayang kemiripan warna itu tidak mencapai keberhasilan yang sama seperti Prancis. Tim PSSI mampu tampil cukup baik pada Piala Asia 2007, tetapi kemudian harus mengakui kehebatan raksasa Asia lain dan setelah itu Garuda kembali meredup.
Salah satu prestasi terbaik timnas Indonesia antara lain adalah lolos ke Olimpiade Melbourne 1956, dan bahkan sempat menahan imbang tanpa gol Uni Soviet, sebelum akhirnya Uni Soviet berhasil menggilas Indonesia pada partai ulangan dan kemudian berhasil meraih medali emas. Kostum hijau putih konon menjadi salah satu kostum yang digunakan tim Merah Putih saat itu dan kemudian sempat dipakai hingga 1981. Setelah hilang lebih dari dua dasawarsa, unsur hijau kembali hadir untuk kostum Piala Asia 2007. Kostum untuk Piala Asia 2007 itu mendapat sambutan hangat karena pemasaran yang cukup gencar dan dijual bebas, tetapi sayang kemiripan warna itu tidak mencapai keberhasilan yang sama seperti Prancis. Tim PSSI mampu tampil cukup baik pada Piala Asia 2007, tetapi kemudian harus mengakui kehebatan raksasa Asia lain dan setelah itu Garuda kembali meredup.
10 Klub Sepak Bola Terbaik Sepanjang Masa
10 Klub Sepakbola Terbaik Sepanjang Masa -
Sepakbola, siapa yang tidak mengenal olahraga yang satu ini.
Olahraga ini bukan hanya digemari oleh kaum Adam, bahkan anak-anak dan
kaum hawa juga menyukai olahraga yang satu ini. Fanatisme dari kelompok
suporter klub tertentu merupakan bumbu penyedap tersendiri dalam dunia
sepakbola. Prestasi-prestasi yang diperoleh oleh klub yang mereka
dukung adalah sebuah kebanggaan bagi para suporter tersebut. Berikut
ini yugo21 akan share tentang 10 Klub Sepakbola Terbaik Sepanjang Masa pada Eranya Masing-masing. Silahkan disimak, siapa tahu klub anda termasuk kedalam Daftar 10 Klub Sepakbola Terbaik Sepanjang Masa di bawah ini :
10. Juventus Era Lippi (1994-2003)
Marcello
Lippi mengambil alih posisi manajer Juventus pada awal musim 1994-95.
Ia lantas mengantarkan Juventus memenangi Seri-A untuk pertama kalinya
sejak pertengahan 1980-an di musim 1994-95. Pemain bintang yang ia asuh
saat itu adalah Ciro Ferrara, Roberto Baggio, Gianluca Vialli dan
pemain muda berbakat bernama Alessandro Del Piero. Lippi memimpin
Juventus untuk memenangi Liga Champions Eropa pada musim itu juga,
dengan mengalahkan Ajax Amsterdam melalui adu penalti, setelah skor
imbang 1-1 pada babak normal, dimana Fabrizio Ravanelli menyumbangkan
satu gol untuk Juve.
Sesaat setelah
bangkit kembali, para pemain Juventus yang biasa-biasa saja saat itu
secara mengagumkan bisa mengembangkan diri mereka menjadi pemain-pemain
bintang. Mereka adalah Zinedine Zidane, Filippo Inzaghi dan Edgar
Davids. Juve kembali memenangi Seri-A musim 1996–97 dan 1997–98,
termasuk juga Piala Super Eropa 1996dan Piala Interkontinental 1996.
Juventus juga mencapai final Liga Champions di musim 1997 dan 1998,
tetapi mereka kalah oleh Borussia Dortmund (Jerman) dan Real Madrid
(Spanyol).
Setelah dua musim
absen karena dikontrak oleh Inter Milan (dan gagal), Marcello Lippi
kembali ke Juventus di awal 2001. Pria penyuka cerutu ini lantas
membawa beberapa pemain biasa, yang kembali ia berhasil sulap menjadi
pemain hebat, di antaranya Gianluigi Buffon, David Trézéguet, Pavel
Nedvěd dan Lilian Thuram, dimana para pemain tersebut membantu Juve
kembali memenangi dua gelar Seri-A di musim 2001-02 dan 2002-03. Juve
juga berhasil maju kembali ke final Liga Champions, sayangnya mereka
kalah oleh sesama tim Italia lain, AC Milan. Tahun berikutnya, Lippi
diangkat menjadi manajer timnas Italia setelah bersaing ketat dengan
Fabio Capello, dan mengakhiri eranya sebagai pelatih terbaik Juventus
di era 1990-an dan awal 2000-an
9. Benfica era Eusebio (1960-1970)
Benfica
adalah tim pertama untuk memecahkan dominasi Real Madrid di awal Piala
Champions Eropa . Setelah memenangkan dua Piala Champion berturut-turut
melawan FC Barcelona (1961) dan Real Madrid (1962). Itu adalah kali
terakhir Benfica memenangkan kompetisi internasional.
Selama dekade
ini, Benfica mencapai final Piala Champions Eropa tiga kali, tetapi
mereka gagal meraihnya, setelah kalah melawan Milan (1963),
Internazionale (1965), dan Manchester United (1968).
Pada tahun 1968,
Benfica dianggap sebagai tim terbaik Eropa oleh Perancis Sepakbola ,
meskipun kekalahannya di Piala Champions. Banyak keberhasilan di tahun
1960-an dicapai berkat bintang mereka Eusebio. Bahkan, tahun 1960-an
adalah periode terbaik sejarah Benfica, di mana klub memenangkan
delapan Kejuaraan (1960, '61, '63, '64, '65, '67, '68, dan '69), tiga
Portugal Piala (1961, '64, dan '69), dan dua Piala Champions Eropa
(1961 dan '62).
8. Juventus Era Trappatoni (1981-1993)
Era
tangan dingin Trapattoni benar-benar membuat Seri-A porak poranda di
1980-an. Juve sangat perkasa di era tersebut, dengan gelar Seri-A empat
kali di era tersebut. Setelah 6 pemainnya ikut andil dalam timnas
Italia yang menjuarai Piala Dunia 1982 dengan Paolo Rossi sebagai salah
satu pemain Juve kemudian terpilih menjadi Pemain Terbaik Eropa pada
1982, sesaat setelah berlangsungnya Piala Dunia di tahun tersebut
ditambah dengan kedatangan bintang Prancis Michel Platini, Juventus
kembali difavoritkan di musim 1982-83. Namun Juventus yang juga
disibukkan dengan jadwal kejuaraan Eropa memulai kompetisi dengan
lambat. Hal itu ditunjukkan dengan menelan kekalahan dari Sampdoria di
pertandingan pembuka musim serta menang dengan tidak meyakinkan atas
Fiorentina dan Torino. Sementara di Eropa, mereka berhasil
menyingkirkan Hvidovre (Denmark) dan Standard Liege (Belgia) di
penyisihan. Akan tetapi, Juventus kembali ke trek juara di musim dingin
bersamaan keberhasilan mereka menembus perempat final Liga Champions.
Selanjutnya, kemenangan atas Roma melalui 2 gol dari Platini dan Brio
membuat jarak keduanya berselisih 3 poin dengan Roma di posisi puncak.
Namun, karena konsentrasi Juve terpecah antara Serie A dan Liga
Champions akhirnya tidak berhasil mengejar AS Roma yang menjadi juara.
Juventus seharusnya bisa menumpahkan kekecewaannya di Liga saat mereka
bertemu Hamburg di final Liga Champions tapi hal itu tidak terjadi.
Berada di posisi kedua di kompetisi domestic dan Eropa, Juventus
akhirnya berhasil merebut gelar penghibur saat menjuarai Piala Italia
dan Piala Interkontinental.
Musim panas 1983,
Juve kehilangan dua pilar inti mereka. Dino Zoff gantung sepatu di usia
41 tahun sedangkan Bettega beralih ke Kanada untuk mengakhiri karirnya
di sana. Juve lantas merekrut kiper baru dari Avellino: Stefano Tacconi
dan Beniamino Vinola dari klub yang sama. Sementara Nico Penzo menjadi
pendampong Rossi di lini depan. Juve pada saat itu berkonsentrasi penuh
di dua kompetisi, Liga dan Piala Winner. Hasilnya, melalui penampilan
yang konsisten sepanjang musim, Juve merengkuh gelar liga satu minggu
sebelum kompetisi usai. Dan gelar ini ditambah gelar lainnya di Piala
Winner saat mereka mengalahkan Porto 2-1 di Basel pada 16 Mei 1984. Dua
gelar ini sangat bersejarah dan merupakan prestasi bagi kapten klub
Scirea dan kawan-kawan.
Setelah era
keemasan Rossi usai, Michel Platini kemudian secara mengejutkan
berhasil menjadi pemain terbaik Eropa tiga kali berturut-turut; 1983,
1984 dan 1985, dimana sampai saat ini belum ada pemain yang bisa
menyamai dirinya. Juventus menjadi satu-satunya klub yang mampu
mengantarkan pemainnya menjadi pemain terbaik Eropa sebanyak empat
tahun berurutan.Platini juga menjadi bintang saat Juve berhasil menjadi
juara Liga Champions Eropa pada 1985 dengan sumbangan satu gol semata
wayangnya. Tragisnya, final melawan Liverpool FC dari Inggris tersebut
yang berlangsung di Stadion Heysel Belgia, harus dibayar mahal dengan
kematian 39 tifoso Juventus akibat terlibat kerusuhan dengan para
hooligans dari Liverpool. Sebagai hukuman, tim-tim Inggris dilarang
mengikuti semua kejuaraan Eropa selama lima tahun.Juventus kemudian
merebut scudetto terakhir mereka di era 1980-an pada musim 1985-86,
yang juga menjadi tahun terakhir Trappatoni di Juventus. Memasuki akhir
1980-an, Juve gagal menunjukkan performa terbaiknya, mereka harus
mengakui keunggulan Napoli dengan bintang Diego Maradona, dan
kebangkitan dua tim kota Milan, AC Milan dan Inter Milan.Pada 1990,
Juve pindah kandang ke Stadio delle Alpi, yang dibangun untuk persiapan
Piala Dunia 1990.
7. Inter Milan Era Hererra (1960-1968)
Setelah
masa perang, Inter memenangi gelar Seri A lagi pada tahun 1953 dan yang
ketujuh di tahun 1954. Setelah memenangi beberapa trofi ini, Inter
memasuki masa keemasan mereka yang disebut La Grande Inter. Selama masa
keemasan mereka, dibawah asuhan Pelatih Helenio Herrera, Inter
memenangkan tiga trofi di tahun 1963, 1965, dan 1966. Pada waktu ini,
Inter juga terkenal dengan kemenangan Piala Eropa dua kali
berturut-turut. Di tahun 1963, Inter memenangkan trofi Piala Eropa
mereka setelah mengalahkan klub terkenal Real Madrid. Musim
selanjutnya, bermain di kandang mereka sendiri, Inter memenangkan trofi
Piala Eropa untuk kedua kalinya setelah mengalahkan klub dari Portugal,
Benfica.
6. Liverpool era Bob Paisley (1974-1983)
Kejayaan
Liverpool bersama Bill Shankly dilanjutkan Bob Paisley yang pada saat
itu berusia 55 tahun. Dia menjabat sebagai manajer Liverpool FC dari
tahun 1974 sampai 1983 dan hanya pada awal tahun Bob Paisley tidak
dapat memberikan gelar untuk Liverpool FC. Selama 9 tahun Bob Paisley
menjabat sebagai manajer Liverpool FC, beliau memberikan total 21
tropi, termasuk 3 Piala Champion, 1 Piala UEFA, 6 juara Liga Inggris
dan 3 Piala Liga secara berturut-turut. Dengan semua gelar itu tidak
salah bila Bob Paisley menjadi manajer tersukses yang pernah menangani
klub Inggris. Tidak hanya sukses memberikan gelar untuk Liverpool FC,
tetapi Bob Paisley juga sukses dalam melakukan regenerasi di tubuh
Liverpool FC dengan tampilnya para bintang muda seperti: Graeme
Souness, Alan Hansen, Kenny Dalglish dan Ian Rush. Walaupun Bob Paisley
akan mewariskan sebuah skuat muda yang sangat hebat dan berbakat,
tetapi dengan semua torehan gelar itu akan menjadi sangat berat buat
siapapun penerusnya.
Sebagai penerus
Bob Paisley yang pensiun di tahun 1983, Joe Fagan yang pada saat itu
berusia 62 tahun, berhasil mempersembahkan treble buat Liverpool yaitu
juara Liga, juara Piala Liga dan juara Piala Champion. Raihan ini
menjadikan Liverpool FC sebagai klub sepakbola Inggris yang berhasil
meraih 3 gelar juara sekaligus dalam 1 musim kompetisi. Sayangnya,
catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden di stadion Heysel.
Insiden yang terjadi sebelum pertandingan final Piala Champion antara
Liverpool FC dan Juventus ini menewaskan 39 orang, sebagian besar
adalah pendukung Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi
semua klub sepakbola Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5
tahun. Dan Liverpool FC dilarang mengikuti semua kompetisi Eropa selama
10 tahun yang akhirnya dikurangi menjadi 6 tahun. Selain itu, 14
Liverpudlian didakwa bersalah atas peristiwa yang dikenal dengan
Tragedi Heysel. Setelah peristiwa mengerikan itu, Joe Fagan memutuskan
untuk pensiun dan memberikan tongkat manajerial selanjutnya kepada
Kenny Dalglish yang ditunjuk sebagai player-manager. Joe Fagan
menyerahkan tugas manajerial Liverpool FC kepada Kenny Dalglish yang
pada saat itu sudah menjadi pemain hebat tetapi masih harus membuktikan
kapabilitas sebagai seorang manajer.
Pada masa
kepemimpinan Kenny Dalglish, Liverpool FC dibawa menjadi juara Liga
Inggris sebanyak 3 kali dan juara Piala FA sebanyak 2 kali, termasuk
gelar ganda juara Liga Inggris dan juara Piala FA pada musim kompetisi
1985/86. Bila tidak terkena sangsi dari UEFA, bisa dipastikan Liverpool
FC menjadi penantang serius untuk merebut Piala Champion pada saat itu.
Kesuksesan Liverpool FC di masa kepemimpinan Kenny Dalglish kembali
dibayangi kejadian mengerikan lainnya yaitu Tragedi Hillsborough. Pada
pertandingan semi-final Piala FA melawan Nottingham Forrest tanggal 15
April 1989, ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke dalam
stadion yang mengakibatkan Liverpudlian yang berada di tribun terjepit
pagar pembatas stadion. Hal ini mengakibatkan 94 Liverpudlian meninggal
di tempat kejadian, 1 Liverpudlian meninggal 4 hari kemudian di rumah
sakit dan 1 Liverpudlian lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4
tahun. Akibat Tragedi Hillsborough ini pemerintah Inggris melakukan
penelitian kembali mengenai faktor keamanan stadion sepakbola di
negaranya. Dikenal dengan sebutan Taylor Report, menyebutkan bahwa
penyebab dari Tragedi Hillsborough ini adalah faktor penonton yang
melebihi kapasitas stadion karena kurangnya antisipasi dari pihak
keamanan. Akhirnya pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang yang
mewajibkan setiap klub divisi I Inggris untuk meniadakan tribun
berdiri. Setelah menjadi saksi hidup dari tragedi mengerikan Heysel dan
Hillsborough, 'King' Kenny Dalglish tidak pernah bisa lepas dari trauma
yang menghinggapi dirinya. Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1990
beliau mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer Liverpool FC.
Pengumuman yang sangat mengejutkan dunia sepakbola pada saat itu,
karena Liverpool FC sedang bersaing ketat dengan Arsenal dalam
perebutan gelar Liga Inggris. Alasan yang disebutkan oleh Kenny
Dalglish pada saat itu adalah tidak bisa lagi menghadapi tekanan dalam
menahkodai Liverpool FC. Selama beberapa minggu Liverpool FC ditangani
oleh pelatih tim utama Ronnie Moran sebelum akhirnya Liverpool FC
menunjuk Graeme Souness sebagai manajer berikutnya. 'King' Kenny
Dalglish kemudian dikenang sebagai legenda terhebat Liverpool FC karena
sangat sukses baik sebagai pemain maupun manajer.
5. Muenchen Era Franz Beckenbauer (1970-1977)
Udo
Lattek mengambil alih pada tahun 1970. Setelah memenangkan piala di
musim pertamanya, Lattek pimpin Bayern menjadi juara ketiga Jerman.
Pertandingan penentu dalam musim 1971-72 melawan Schalke 04 adalah
pertandingan pertama di baru Stadion Olimpiade , dan juga pertandingan
disiarkan live pertama dalam sejarah Bundesliga. Bayern mengalahkan
Schalke 5-1 dan dengan demikian merebut gelar, juga pengaturan beberapa
catatan, termasuk poin diperoleh dan gol. Bayern juga memenangi dua
kejuaraan berikutnya, tetapi puncaknya adalah kemenangan mereka di
final Piala Eropa melawan Atletico Madrid , Bayern menang 4-0 yang
setelah replay. Selama tahun-tahun berikutnya tim tidak berhasil dalam
negeri, tetapi mempertahankan gelar Eropa mereka dengan mengalahkan
Leeds United di akhir ketika Roth dan kemenangan Müller dijamin dengan
tujuan akhir. Setahun kemudian di Glasgow , AS Saint-Étienne yang
dikalahkan oleh Roth dan Bayern menjadi klub ketiga untuk memenangkan
trofi dalam tiga tahun berturut-turut. Trofi akhir dimenangkan oleh
Bayern di era ini adalah Piala Intercontinental , di mana mereka
mengalahkan klub Brasil Cruzeiro
4. Ajax Era Johan Cruyff (1965-1973)
Ajax
salah satu klub paling sukses di dunia, menurut IFFHS .Ajax adalah klub
paling sukses ketujuh Eropa abad ke-20 Klub ini salah satu dari lima
tim yang telah mendapatkan hak untuk menjaga Piala Eropa dan mengenakan
lencana beberapa pemenang, mereka menang berturut-turut di 1971-1973.
Pada tahun 1972, mereka menyelesaikan treble Eropa dengan memenangkan
Belanda Eredivisie , Piala KNVB , dan Piala Eropa, untuk tanggal,
mereka adalah satu-satunya tim untuk menjaga Piala Eropa dan mencapai
treble Eropa.Mereka juga salah satu dari tiga tim untuk memenangkan
treble dan Piala Intercontinental pada tahun musim / kalender yang
sama;Hal ini dicapai pada musim 1971-72. Ajax, Juventus dan Bayern
Munich adalah tiga klub untuk telah memenangkan semua tiga besar UEFA
kompetisi klub.
Bersama Cruyff
mereka klub di segani Dieranya ,Selain sederet piala,Mereka juga
memainkan sepakbola Menyerang yg disebut Total Football.
3. Real Madrid Era Di Stefano (1953-1954)
Santiago
Bernabéu Yeste terpilih menjadi presiden Real Madrid tahun 1943. Di
bawah kepemimpinannya, Real Madrid kemudian berhasil membangun Stadion
Santiago Bernabéu dan tempat berlatih klub di Ciudad Deportiva yang
sebelumnya sempat rusak akibat Perang Saudara Spanyol. Pada 1953,
Bernabeu kemudian mulai membangun tim dengan cara mendatangkan
pemain-pemain asing, salah satunya adalah Alfredo Di Stéfano.
Pada tahun 1955,
berdasar dari ide yang diusulkan oleh jurnalis olahraga Perancis dan
editor dari L'Equipe, Gabriel Hanot, Bernabéu, Bedrignan, dan Gusztáv
Sebes menciptakan sebuah turnamen sepak bola percobaan dengan
mengundang klub-klub terbaik dari seluruh daratan Eropa. Turnamen ini
kemudian menjadi dasar dari Liga Champions UEFA yang berlangsung saat
ini. Di bawah bimbingan Bernabéu, Real Madrid memantapkan dirinya
sebagai kekuatan utama dalam sepak bola, baik di Spanyol maupun di
Eropa. Real Madrid memenangkan Piala Eropa lima kali berturut-turut
antara tahun 1956 dan 1960, di antaranya kemenangan 7–3 atas klub
Jerman, Eintracht Frankfurt pada tahun 1960. Setelah kelima
berturut-turut sukses, Real secara permanen diberikan piala asli
turnamen dan mendapatkan hak untuk memakai lencana kehormatan UEFA.Real
Madrid kemudian memenangkan Piala Eropa untuk keenam kalinya pada tahun
1966 setelah mengalahkan FK Partizan 2–1 pada pertandingan final dengan
komposisi tim yang seluruhnya terdiri dari pemain berkebangsaan
Spanyol, sekaligus menjadi pertama kalinya dalam sejarah pertandingan
Eropa. Tim ini kemudian dikenal lewat julukan "Ye-ye". Nama "Ye-ye"
berasal dari "Yeah, yeah, yeah" chorus dalam lagu The Beatles berjudul
"She Loves You" setelah empat anggota tim berpose untuk harian Diario
Marca mengenakan wig khas The Beatles. Generasi "Ye-ye" juga berhasil
menjadi juara kedua Piala Champions pada tahun 1962 dan 1964.
Pada 1970-an,
Real Madrid memenangi kejuaraan liga sebanyak 5 kali disertai 3 kali
juara Piala Spanyol. Madrid kemudian bermain pada final Piala Winners
UEFA pertamanya pada tahun 1971 dan kalah dengan skor 1–2 dari klub
Inggris, Chelsea. Pada tanggal 2 Juli 1978, presiden klub Santiago
Bernabéu meninggal ketika Piala Dunia FIFA sedang berlangsung di
Argentina. FIFA kemudian menetapkan tiga hari berkabung untuk
menghormati dirinya selama turnamen berlangsung. Tahun berikutnya, klub
mengadakan Kejuaraan Trofi Santiago Bernabéu sebagai bentuk
penghormatan pada mantan presidennya tersebut.
2. AC Milan Era Sacchi (1987-1991)
Setelah
serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan
suksesnya, AC Milan dibeli oleh enterpreneur Italia, Silvio Berlusconi.
Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986.
Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta
tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud
Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain
lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli.
Dibawah
kepelatihan Sacchi, Milan bermain berbeda dengan tim-tim Italia lain,
dengan mengambil gaya bermain Brazil saat memenangkan Piala Dunia 1970,
dan Ajax di era total football Rinus Michels. Dengan meninggalkan pola
man-marking, menggantinya dengan permainan yang intensif, menyerang,
dan pressing ketat, dia merevolusi wajah sepakbola Italia.
Barisan deffence
Milan saat diisi oleh kuartet Italian best, di komandoi oleh Franco
Baresi dan menampilkan sosok Paolo Maldini muda, dan trio Belanda: van
Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard yang menyokong penyerangan. Tim
ini memenangkan Club World Cup dua kali, dan di Mei 1990, Milan
mengalahkan Benfica untuk menjaga throphy tetap bermukim di San Siro,
dan menjadi tim terakhir hingga saat ini yang dapat memenangkan Piala
Champions 2 kali berturut-turut.
1. Barcelona Era Pep Guardiola (2008-2012)
Disebut
- sebut sebagai Tim Terbaik sepanjang sejarah,bukan hanya karena
memenangkan 6 gelar dalam setahun ataupun 2 Liga Champion,3 Laliga ,1
Copa Delrey,3 Super Copa Spanyol,1 Piala Dunia Antar Klub,Tetapi karena
filosofi bermain yg selalu menyerang, Penguasaan Bola hingga
85%,Mayoritas pemain dari tim Yunior (Lamasia),Messi,Xavi dan Iniesta
adalah peraih 3 besar pemain terbaik versi FIFA (FIFA Ballon D'Or).
Era keemasan
Barcelona dimulai sejak kehadiran Frank Rijkaard dengan membeli pemain
macam Ronaldinho,Eto'o,Daniel Alves,hingga Thiery Henry.
hingga th 2008 mengangkat Pep dari Pelatih Junior.
Hingga Kin Pep Guardiola mempersembahkan 10 Piala Bergengsi bagi Barca dalam 3 tahun kepelatihannya.
Itulah Daftar 10 Klub Sepakbola Terbaik Sepanjang Masa, semoga dapat menambah wawasan khususnya bagi anda pecinta sepakbola.
5 Tim Paling Banyak Menjuarai Laga Piala Cahampion UEFA
Pasti kamu sering bahkan sangat suka menoton laga piala cahampion
ini loh laga pertandingan sepak bola antar club club terbaik di eropa
apa kamu tahu tim mana saja yang sudah banyak menjuarai lagi ini jika
belum tahu yuk kita simak berikut ini.
1. Real Madrid (9 kali juara)
Siapa yang tidak kenal dengan real madrid club raksasa asal spanyol ini telah menjuarai Piala Cahampion sebanyak 9 kali.
Real Madrid merupakan klub tersukses dalam sejarah sepak bola Spanyol menurut jumlah gelar juara yang telah mereka dapatkan, dengan memenangi 31 kali gelar juara La Liga dan 9 kali juara Piala Champions/Liga Champions UEFA. Klub ini juga menerima penghargaan Klub Terbaik Abad ke-20 menurut FIFA pada 23 Desember 2000. Selain itu, Madrid juga berhasil menerima FIFA Order of Merit pada tahun 2004. Sebagai juara 9 kali Liga Champions, Real Madrid diperkenankan untuk mengenakan lencana kehormatan (badge of honours) pada kaus mereka ketika mereka bertanding pada pertandingan Liga Champions.
2. AC Milan (7 kali juara)
Bila dihitung berdasarkan total banyaknya gelar, maka Milan adalah salah satu klub tersukses di Italia, dengan total raihan gelar juara lebih dari 29 tropi dan menjadi terbanyak kedua setelah Juventus (40 tropi domestik). Milan juga menjadi klub tersukses di dunia bersama Boca Juniors, dengan rekor 14 trofi konfederasi (UEFA-Eropa) dan 4 trofi dunia. Milan juga mengenakan bintang tanda bahwa mereka memenangi lebih dari 10 gelar Seri A. Ditambah lagi, Milan juga memakai Lambang Penghargaan UEFA di seragam mereka karena memenangi lebih dari lima gelar Liga Champions.
3. Liverpool FC (5 kali juara)
Total Liverpool telah mengoleksi 18 tropi Liga Utama Inggris. Selama 16 tahun Premiere League bergulir, Liverpool belum pernah memenangkan title tersebut sekalipun. Liverpool memegang rekor 7 tropi juara Piala Liga, selisish 2 dengan Aston Villa. Liverpool pernah meraih gelar ganda dengan menjuarai Liga dan Piala FA pada tahun 1986. Mereka juga pernah memenangkan tiga trophi dalam satu musim sebanyak 2 kali – yang pertama mereka memenangkan Liga Inggris, Piala Liga dan Piala Champion pada tahun 1984, serta pada tahun 2001 dengan meraih Piala FA, Piala Liga dan Piala UEFA. Liverpool juga pernah meraih gelar ganda eropa dengan menjuarai Liga dan Piala Champion eropa pada tahun 1977.
Hingga saat ini Liverpool telah mengkoleksi 5 tropi Liga Champion yang merupakan terbanyak di Inggris serta ketiga terbanyak di dari seluruh klub dibawah Real Madrid dan AC Milan. Dengan meraih tropi Liga Champion ke 5 pada tahun 2005, Liverpool berhak mengenakan UEFA Badge of Honour, serta berhak memiliki tropi secara permanen. Liverpool pernah menerima anugerah dari World Soccer Magazine sebagai Team of the Year pada 2001 dan 2005 serta gelar BBC Sports Personality of the Year Team pada 1977, 1986 dan 2001.
Liverpool adalah klub terbaik Inggris abad 20 menurut International Federation of Football History and Statistics (IFFHS). Untuk Level dunia, Liverpool berapa di urutan ke 8 setelah Real Madrid, Juventus, Barcelona, AC Milan, Bayern Munchen, Inter Milan & Ajax. adapun Manchester united yang telah mendominasi Liga Inggris selama 2 dekade terakhir berapa di posisi ke 11 di bawah Liverpool, Benfica dan Anderlecht.
4. FC Bayern München, AFC Ajax dan FC Barcelona (4 kali juara)
Ajax kemudian dikenal dengan sistem pembinaan pemain muda yang handal dan terus melahirkan pemain-pemain berbakat dari dalam maupun luar Belanda. Seakan tiada habisnya, Ajax terus mengekspor para pemain terbaiknya, mulai dari Marco van Basten, Dennis Bergkamp, hingga Patrick Kluivert.
Setelah para pemain muda Ajax kembali mengejutkan Eropa dengan menjuarai Liga Champions 1995, masa keemasan Ajax kembali pudar. Butuh waktu untuk kembali merajai Benua Biru. Tapi, sebagai langkah pertama, Ajax harus merengkuh gelar Eredivisie yang belum lagi didapat sejak musim 2003/04 lalu.
Klub ini masuk menjadi peserta Primera División (Divisi Utama) sejak tahun 1928, dan bersama-sama Real Madrid dan Athletic Bilbao menjadi tim yang tak pernah terdegradasi ke Segunda División (Divisi Dua). Klub ini juga menjadi klub yang menjuarai liga Spanyol pertama kali. Dengan persembahan 21 gelar Liga Spanyol, 25 gelar Copa del Rey, 10 gelar Piala Super Spanyol, 4 gelar Liga Champions Eropa, 4 gelar Piala UEFA, 4 gelar Piala Super Eropa, FC Barcelona menjadi salah satu tim tersukses di Spanyol, Eropa, dan dunia. Bukti paling nyata ketika pada tahun 2009 FC Barcelona berhasil menjadi klub Spanyol pertama yang berhasil meraih gelar Treble (juara La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions). Dilanjutkan dengan raihan gelar Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa dan FIFA Club World Cup untuk melengkapi raihan gelarnya menjadi Sextuples. Barcelona merupakan klub sepak bola pertama di dunia yang melakukan raihan ini. Fans Barca juga sering dipanggil Culés.
5. Manchester United dan Internazionale Milan (3 kali juara)
Meski sejak dulu telah termasuk salah satu tim terkuat di Inggris, barulah sejak 1993 Manchester United meraih dominasi yang besar di kejuaraan domestik di bawah arahan Sir Alex Ferguson – dominasi dengan skala yang tidak terlihat sejak berakhirnya era Liverpool F.C. pada pertengahan 1970-an dan awal 1980-an. Sejak bergulirnya era Premiership pada tahun 1992, Manchester United adalah tim yang paling sukses dengan dua belas kali merebut trofi juara. Meskipun sukses di kompetisi domestik, kesuksesan tersebut masih sulit diulangi di kejuaraan Eropa; mereka hanya pernah meraih juara di Liga Champions tiga kali sepanjang sejarahnya (1968, 1999, 2008).
Menurut data-data dan statistik, Inter duduk di posisi ke-8 sebagai tim paling sukses di dunia.
1. Real Madrid (9 kali juara)
Siapa yang tidak kenal dengan real madrid club raksasa asal spanyol ini telah menjuarai Piala Cahampion sebanyak 9 kali.
Real Madrid merupakan klub tersukses dalam sejarah sepak bola Spanyol menurut jumlah gelar juara yang telah mereka dapatkan, dengan memenangi 31 kali gelar juara La Liga dan 9 kali juara Piala Champions/Liga Champions UEFA. Klub ini juga menerima penghargaan Klub Terbaik Abad ke-20 menurut FIFA pada 23 Desember 2000. Selain itu, Madrid juga berhasil menerima FIFA Order of Merit pada tahun 2004. Sebagai juara 9 kali Liga Champions, Real Madrid diperkenankan untuk mengenakan lencana kehormatan (badge of honours) pada kaus mereka ketika mereka bertanding pada pertandingan Liga Champions.
2. AC Milan (7 kali juara)
Bila dihitung berdasarkan total banyaknya gelar, maka Milan adalah salah satu klub tersukses di Italia, dengan total raihan gelar juara lebih dari 29 tropi dan menjadi terbanyak kedua setelah Juventus (40 tropi domestik). Milan juga menjadi klub tersukses di dunia bersama Boca Juniors, dengan rekor 14 trofi konfederasi (UEFA-Eropa) dan 4 trofi dunia. Milan juga mengenakan bintang tanda bahwa mereka memenangi lebih dari 10 gelar Seri A. Ditambah lagi, Milan juga memakai Lambang Penghargaan UEFA di seragam mereka karena memenangi lebih dari lima gelar Liga Champions.
3. Liverpool FC (5 kali juara)
Total Liverpool telah mengoleksi 18 tropi Liga Utama Inggris. Selama 16 tahun Premiere League bergulir, Liverpool belum pernah memenangkan title tersebut sekalipun. Liverpool memegang rekor 7 tropi juara Piala Liga, selisish 2 dengan Aston Villa. Liverpool pernah meraih gelar ganda dengan menjuarai Liga dan Piala FA pada tahun 1986. Mereka juga pernah memenangkan tiga trophi dalam satu musim sebanyak 2 kali – yang pertama mereka memenangkan Liga Inggris, Piala Liga dan Piala Champion pada tahun 1984, serta pada tahun 2001 dengan meraih Piala FA, Piala Liga dan Piala UEFA. Liverpool juga pernah meraih gelar ganda eropa dengan menjuarai Liga dan Piala Champion eropa pada tahun 1977.
Hingga saat ini Liverpool telah mengkoleksi 5 tropi Liga Champion yang merupakan terbanyak di Inggris serta ketiga terbanyak di dari seluruh klub dibawah Real Madrid dan AC Milan. Dengan meraih tropi Liga Champion ke 5 pada tahun 2005, Liverpool berhak mengenakan UEFA Badge of Honour, serta berhak memiliki tropi secara permanen. Liverpool pernah menerima anugerah dari World Soccer Magazine sebagai Team of the Year pada 2001 dan 2005 serta gelar BBC Sports Personality of the Year Team pada 1977, 1986 dan 2001.
Liverpool adalah klub terbaik Inggris abad 20 menurut International Federation of Football History and Statistics (IFFHS). Untuk Level dunia, Liverpool berapa di urutan ke 8 setelah Real Madrid, Juventus, Barcelona, AC Milan, Bayern Munchen, Inter Milan & Ajax. adapun Manchester united yang telah mendominasi Liga Inggris selama 2 dekade terakhir berapa di posisi ke 11 di bawah Liverpool, Benfica dan Anderlecht.
4. FC Bayern München, AFC Ajax dan FC Barcelona (4 kali juara)
- FC Bayern München
- AFC Ajax
Ajax kemudian dikenal dengan sistem pembinaan pemain muda yang handal dan terus melahirkan pemain-pemain berbakat dari dalam maupun luar Belanda. Seakan tiada habisnya, Ajax terus mengekspor para pemain terbaiknya, mulai dari Marco van Basten, Dennis Bergkamp, hingga Patrick Kluivert.
Setelah para pemain muda Ajax kembali mengejutkan Eropa dengan menjuarai Liga Champions 1995, masa keemasan Ajax kembali pudar. Butuh waktu untuk kembali merajai Benua Biru. Tapi, sebagai langkah pertama, Ajax harus merengkuh gelar Eredivisie yang belum lagi didapat sejak musim 2003/04 lalu.
- FC Barcelona
Klub ini masuk menjadi peserta Primera División (Divisi Utama) sejak tahun 1928, dan bersama-sama Real Madrid dan Athletic Bilbao menjadi tim yang tak pernah terdegradasi ke Segunda División (Divisi Dua). Klub ini juga menjadi klub yang menjuarai liga Spanyol pertama kali. Dengan persembahan 21 gelar Liga Spanyol, 25 gelar Copa del Rey, 10 gelar Piala Super Spanyol, 4 gelar Liga Champions Eropa, 4 gelar Piala UEFA, 4 gelar Piala Super Eropa, FC Barcelona menjadi salah satu tim tersukses di Spanyol, Eropa, dan dunia. Bukti paling nyata ketika pada tahun 2009 FC Barcelona berhasil menjadi klub Spanyol pertama yang berhasil meraih gelar Treble (juara La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions). Dilanjutkan dengan raihan gelar Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa dan FIFA Club World Cup untuk melengkapi raihan gelarnya menjadi Sextuples. Barcelona merupakan klub sepak bola pertama di dunia yang melakukan raihan ini. Fans Barca juga sering dipanggil Culés.
5. Manchester United dan Internazionale Milan (3 kali juara)
- Manchester United
Meski sejak dulu telah termasuk salah satu tim terkuat di Inggris, barulah sejak 1993 Manchester United meraih dominasi yang besar di kejuaraan domestik di bawah arahan Sir Alex Ferguson – dominasi dengan skala yang tidak terlihat sejak berakhirnya era Liverpool F.C. pada pertengahan 1970-an dan awal 1980-an. Sejak bergulirnya era Premiership pada tahun 1992, Manchester United adalah tim yang paling sukses dengan dua belas kali merebut trofi juara. Meskipun sukses di kompetisi domestik, kesuksesan tersebut masih sulit diulangi di kejuaraan Eropa; mereka hanya pernah meraih juara di Liga Champions tiga kali sepanjang sejarahnya (1968, 1999, 2008).
- Internazionale Milan
Menurut data-data dan statistik, Inter duduk di posisi ke-8 sebagai tim paling sukses di dunia.
10 Klub Sepak Bola Eropa Paling Populer di Dunia
Klub sepak bola asal Eropa memag sangat populer di
dunia siapa sih yang gak kenal seperti Real Madrid, Ac Milan dan Klub
Klub besar lainya mereka menjadi populer karena permainan yang sangat
bagus dan bintang bintang lapangan hijau yang dimiliki cukup terkenal
sehinga Klub asal Eropa menjadi Klub faforit para pecinta sepak bola di
dunia ini. Nah berikut ini ada 10 Klub sepak bola Eropa paling populer
di dunia seperti di kutip dari goal.com.
1. Real Madrid
Didirikan pada 6 Maret 1902. Klub ini juga merupakan salah satu klub terbaik abad ke-20 menurut FIFA. Mereka telah meraih 32 gelar La Liga, 18 gelar Copa del Rey, 8 Piala Super Spanyol, 9 gelar Piala Champions/Liga Champions UEFA, 2 Piala UEFA, 1 Piala Super Eropa, dan 3 Piala Interkontinental.
2. AC Milan : 9.5
Didirikan pada tahun 1899. Milan adalah salah satu klub tersukses di Italia, dengan total raihan gelar juara lebih dari 29 tropi dan menjadi terbanyak kedua setelah Juventus (40 tropi domestik). Milan juga menjadi klub tersukses di dunia bersama Boca Juniors, dengan rekor 14 trofi konfederasi (UEFA-Eropa) dan 4 trofi dunia. Milan juga mengenakan bintang tanda bahwa mereka memenangi lebih dari 10 gelar Seri A. Ditambah lagi, Milan juga memakai Lambang Penghargaan UEFA di seragam mereka karena memenangi lebih dari lima gelar Liga Champions.
3. Juventus
Klub ini didirikan pada 1897. Juventus merupakan klub tersukses dalam sejarah Liga Italia Seri-A dengan raihan 27 gelar juara (Scudetto), dan juga tercatat sebagai salah satu klub tersukses di dunia. Merujuk pada International Federation of Football History and Statistics, sebuah organisasi internasional yang berafiliasi pada FIFA, Juventus menjadi klub terbaik Italia pada abad 20, dan menjadi klub terbaik Italia kedua di Eropa.
4. Barcelona
Didirikan pada 1899. Dengan persembahan 21 gelar Liga Spanyol, 25 gelar Copa del Rey, 10 gelar Piala Super Spanyol, 4 gelar Liga Champions Eropa, 4 gelar Piala UEFA, 4 gelar Piala Super Eropa, FC Barcelona menjadi salah satu tim tersukses di Spanyol, Eropa, dan dunia. Bukti paling nyata ketika pada tahun 2009 FC Barcelona berhasil menjadi klub Spanyol pertama yang berhasil meraih gelar Treble (juara La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions). Dilanjutkan dengan raihan gelar Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa dan FIFA Club World Cup untuk melengkapi raihan gelarnya menjadi Sextuples. Barcelona merupakan klub sepak bola pertama di dunia yang melakukan raihan ini
5. MU
Didirikan pada 1878. MU telah memenangi 19 trofi juara Liga Utama Inggris (termasuk saat masih disebut Divisi Satu). 3 Liga Champions Eropa, Piala FA sebanyak 11 kali. Pada 2008, mereka menjadi klub Inggris pertama dan klub Eropa kedua yang berhasil menjadi Juara Dunia Antarklub FIFA.
6. Ajax Amsterdam : 9,0
Didirikan pada 1900. Klub ini adalah salah satu klub terkuat di Belanda dan juga diEropa. Ajax adalah salah satu dari empat klub yang telah memenangi ketiga-tiga gelar utama Eropa setidaknya sekali, masing-masing Piala Champions (4 kali), Piala Winners, dan Piala UEFA. Di kompetisi dalam negeri, Ajax 30 kali menjuarai Liga Belanda
7. Inter Milan
Didirikan pada tahun 1908. Inter telah memenangi 18 piala seri A, 7 Copa, 3 Liga Champion, 3 piala dunia antar klub. Inter menjadi satu-satunya klub di Seri A yang belum pernah turun ke Seri B.
8. Liverpool
Didirikan pada 1892. Liverpool adalah klub tersukses dalam sejarah persepakbolaan Inggris yang bermarkas di kota Liverpool. Liverpool telah memenangkan 5 trofi Liga Champions,18 gelar Liga Inggris, 7 Piala FA, serta, 7 kali juara Piala Liga.
9. Arsenal : 8.0
Didirikan pada 1886. Selain rekor tak terkalahkannya sebanyak 49 kali menjadi yang terpanjang di Inggris hingga saat ini, Arsenal juga mempunyai banyak prestasi lainnya, diantaranya: Liga Inggris: 13 kali, Piala FA: 10 kali, Piala UEFA: 1 kali.
10. Bayern Munchen
Didirikan pada 1900. Bayern adalah tim paling sukses di sepak bola Jerman. Mereka juga tim Jerman paling sukses dalam kompetisi internasional. 21 piala bundes liga dan 4 liga Champion.
1. Real Madrid
Didirikan pada 6 Maret 1902. Klub ini juga merupakan salah satu klub terbaik abad ke-20 menurut FIFA. Mereka telah meraih 32 gelar La Liga, 18 gelar Copa del Rey, 8 Piala Super Spanyol, 9 gelar Piala Champions/Liga Champions UEFA, 2 Piala UEFA, 1 Piala Super Eropa, dan 3 Piala Interkontinental.
2. AC Milan : 9.5
Didirikan pada tahun 1899. Milan adalah salah satu klub tersukses di Italia, dengan total raihan gelar juara lebih dari 29 tropi dan menjadi terbanyak kedua setelah Juventus (40 tropi domestik). Milan juga menjadi klub tersukses di dunia bersama Boca Juniors, dengan rekor 14 trofi konfederasi (UEFA-Eropa) dan 4 trofi dunia. Milan juga mengenakan bintang tanda bahwa mereka memenangi lebih dari 10 gelar Seri A. Ditambah lagi, Milan juga memakai Lambang Penghargaan UEFA di seragam mereka karena memenangi lebih dari lima gelar Liga Champions.
3. Juventus
Klub ini didirikan pada 1897. Juventus merupakan klub tersukses dalam sejarah Liga Italia Seri-A dengan raihan 27 gelar juara (Scudetto), dan juga tercatat sebagai salah satu klub tersukses di dunia. Merujuk pada International Federation of Football History and Statistics, sebuah organisasi internasional yang berafiliasi pada FIFA, Juventus menjadi klub terbaik Italia pada abad 20, dan menjadi klub terbaik Italia kedua di Eropa.
4. Barcelona
Didirikan pada 1899. Dengan persembahan 21 gelar Liga Spanyol, 25 gelar Copa del Rey, 10 gelar Piala Super Spanyol, 4 gelar Liga Champions Eropa, 4 gelar Piala UEFA, 4 gelar Piala Super Eropa, FC Barcelona menjadi salah satu tim tersukses di Spanyol, Eropa, dan dunia. Bukti paling nyata ketika pada tahun 2009 FC Barcelona berhasil menjadi klub Spanyol pertama yang berhasil meraih gelar Treble (juara La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions). Dilanjutkan dengan raihan gelar Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa dan FIFA Club World Cup untuk melengkapi raihan gelarnya menjadi Sextuples. Barcelona merupakan klub sepak bola pertama di dunia yang melakukan raihan ini
5. MU
Didirikan pada 1878. MU telah memenangi 19 trofi juara Liga Utama Inggris (termasuk saat masih disebut Divisi Satu). 3 Liga Champions Eropa, Piala FA sebanyak 11 kali. Pada 2008, mereka menjadi klub Inggris pertama dan klub Eropa kedua yang berhasil menjadi Juara Dunia Antarklub FIFA.
6. Ajax Amsterdam : 9,0
Didirikan pada 1900. Klub ini adalah salah satu klub terkuat di Belanda dan juga diEropa. Ajax adalah salah satu dari empat klub yang telah memenangi ketiga-tiga gelar utama Eropa setidaknya sekali, masing-masing Piala Champions (4 kali), Piala Winners, dan Piala UEFA. Di kompetisi dalam negeri, Ajax 30 kali menjuarai Liga Belanda
7. Inter Milan
Didirikan pada tahun 1908. Inter telah memenangi 18 piala seri A, 7 Copa, 3 Liga Champion, 3 piala dunia antar klub. Inter menjadi satu-satunya klub di Seri A yang belum pernah turun ke Seri B.
8. Liverpool
Didirikan pada 1892. Liverpool adalah klub tersukses dalam sejarah persepakbolaan Inggris yang bermarkas di kota Liverpool. Liverpool telah memenangkan 5 trofi Liga Champions,18 gelar Liga Inggris, 7 Piala FA, serta, 7 kali juara Piala Liga.
9. Arsenal : 8.0
Didirikan pada 1886. Selain rekor tak terkalahkannya sebanyak 49 kali menjadi yang terpanjang di Inggris hingga saat ini, Arsenal juga mempunyai banyak prestasi lainnya, diantaranya: Liga Inggris: 13 kali, Piala FA: 10 kali, Piala UEFA: 1 kali.
10. Bayern Munchen
Didirikan pada 1900. Bayern adalah tim paling sukses di sepak bola Jerman. Mereka juga tim Jerman paling sukses dalam kompetisi internasional. 21 piala bundes liga dan 4 liga Champion.
Langganan:
Postingan (Atom)